Arsip Blog

Rabu, 14 Mei 2008

ANGAN

Separuhnya sudah terlampaui
setengahnya sudah ditapaki
sebagian telah dilalui
sisanya sedang dijalani
Apaang telah kau tahu???

Hidup penuh misteri
terlihat asyik namun kadang menipu diri
untuk apa berdusta menyembunyikan hati
semakin sakit bagai tertusuk duri

Realita ini harus dihadapi
kenyataan didepan nanti
menjadi pacuan untuk menggapai hal yang lebih tinggi
asa dan cita digantungkan
untuk mecari hidup yang lebih hakiki

Dukungan dan doa telah dipanjatkan
pikiran dan tenaga telah dicurahkan
kasih sayang dan cinta telah diperlihatkan
tanggung jawab telah ditunaikan

Sayang.............
terima kasih ini tak kan habis diucapkan
penghormatan ini tak kan lekang dikatakan
doa ini tak kan putus dipanjatkan
untuk mu yang selalu mendampingi......
sebagai suami...ayah...kakak...dan sahabat setia
UNTUKMU DEDED KU TERCINTA.............

"HIDUP"


Tuhan.......
Seperti yang kau katakan nikmat mana lagi yang kau dustakan.....
sungguh memang tak ada yang harus dipertanyakan
karena memang semua telah ada.
Tuhan.......
hari ini kembali kutemukan nikmat Mu itu
semoga rasa syukur ini tak kan pernah hilang dan berkurang
Agar aku selalu ingat......
bahwasannya Engkau memang ada
Sayang................
Doa yang selalu kau panjatkan
Shalat yang selalu dikerjakan
menjadi bukti bahwa kita memang tak berarti
dihadapan Allah yang maha suci

dusun jirak

“ Lagu sedih dari dusun Jirak
tentang makna centralisasi pendidikan”

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Manusia berkembang karena pendidikan. Pertumbuhan ekonomi tidak akan berjalan dengan baik jika tidak di dukung sumberdaya manusia yang berkualitas dan kompetitif. Sumberdaya manausia yang berkualitas dapat dihasilkan dari sekolah-sekolah yang berkualitas dengan proses belajar dan mengajar yang efektif. Menurut Ward (1883) dalam De Jong (1983:1) ia menunjuk bahwa pendidikan sebagai motor utama bagi kemajuan masyarakat.
Masyarakat akan maju jika manusia yang berada di lingkungan sekitar terdidik melalui pendidikan manusia akan dapat mendapatkan berbagai macam kebaikan yang mana kebaiakn itu akan terus di turunkan kepada generasi selanjutnya. Pendidikan yang ada di sekolah di lakukan untuk mengembangkan semua potensi diri peserta didik agar dapat berguna dan bermanfaat sekarang dan masa yang akan datang. Seperti yang tercermin dalam Hak- hak asasi manusia bahwa Eduaction is a process of growth in which the individual is helped to developed his power, his talents, his abilities, and his interest.
Pendidikan sangat membantu manusia mencapai hidup yang lebih baik, peserta didik dengan pendidikan akan mengerti dan mengetahui makna kehidupan yang berguna dan bermanfaat. Alangkah malangnya saudara- saudara kita yang berada di dusun Jirak, Talang Akar, Kecamatan Talang Ubi Pendopo, Kab. Muaraenim yang tidak dapat melanjutkan pendidikanya setelah lulus sekolah dasar (SD).
Mereka tidak dapat bersekolah di sekitar mereka karena sekolah menegah pertama tidak ada dan bahkan sekolah yang paling terdekatpun berjarak 65 kilo meter dari kampung mereka yaitu kota kecamatan Pendopo.
Perkembangan kampung itu sebetulnya akan membawa dampak yang sangat buruk dan menyedihkan bagi perkembangan mereka sekarang dan masa yang akan datang. Sayang sekali pemerintah tidak peka akan masyarakat mereka. Adanya wakil masyarakat harusnya menjadi pembela hak-hak masyarakat itu sendiri.
Mereka membutuhkan pendidikan dan mereka mengharapkan anak-anak mereka dapat berkembang seperti anak-anak yang lain yang dapat berkembang dan maju. Hanya pendidikan yang akan memperbaiki nasib masyarakat mereka dan mereka tidak akan terisolasi terus selama hidupnya. Mungkin nasib mereka sekarang masih bisa mengandalkan sumberdaya alam tapi bagaimana jika dua puluh tahun kemudian takala para pemburu-pemburu jahat yang hanya mementingkan diri pribadi sudah menghancurkan alam mereka (proses penghancuran ini ini terjadi dari dahulu bahkan sampai sekarang masih terjadi).
Perlu adanya kebijaksan dan pelayanaan publik yang lebih memadai agar mereka dapat melanjutkan sekolah. Pertama pemerintah harus berusaha mengadakan transportasi agar dapat menjangkau desa-desa mereka atau pun pemerintah harus menyediakan sekolah baru dan mengutus guru-guru yang berkualitas
Sebagai ilustrasi kondisi dan geografis wilayah Jirak – Talang Akar sebagai berikut : Prov. Sumatera Selatan dengan ibukotanya Palembang merupakan suatu wilayah yang terletak di bagian timur – selatan P. Sumatra. Daerah dengan sumber daya alam yang melimpah akan minyak bumi, gas, batubara, dan emas yang memang secara kebetulan semua kekayaan alam tersebut berada di Kabupaten Muaraenim. Secara geologis (Sukendar Asikin, dalam Tectonic plate of Indonesia, 1989) Sum-Sel pada bagian tengah merupakan suatu dataran dengan dibawahnya berupa strutur cekungan minyak yang besar yang disebut sebagai formasi Talang Akar, sedangkan pada bagian timur rangkaian pegunungan/bukit barisan memberikan kekayaan unsur mineral logam yaitu emas, perak dsbnya (sepertinya 100 x lipat dari Brunai dah!!). Apa hendak dikata, semua kekayaan tersebut dieksploitasi secara besar-besaran termasuk kekayaan hutannya dan dengan centralisasi semua hasil tersebut dipergunakan untuk pembangunan ekonomi mercu suar dengan tirani konglomerasi yang tentu tempatnya di P. Jawa khususnya ibukota tercinta JAKARTA!!!. Eksploitasi terutama minyak bumi dimulai sejak jaman penjajahan Belanda thn 1912 (monumen alat bor pertama yang ditarik oleh kerbau ada di Pendopo) pusat perkantoranya waktu itu di Talang Akar, kemudian thn 1942 beralih menjadi perusahaan Amerika yaitu STANVAC dan di thn 1950 an dalam rangka efisiensi dibuat pusat perkantoran baru yaitu Pendopo. Demikian seterusnya hanya dengan rapat-rapat kecil di Jakarta dan Amerika sangat menentukan nasib dari orang-orang yang ada di daerah tersebut. Thn 1978 Pendopo dialihkan ke PERTAMINA, sedangkan STANVAC berubah wujud menjadi EKSPAN yang sekarang MEDCO. Pengembangan pemboran sumur berhenti diwilayah Talang Akar dan Pendopo dan berlanjut ke wilayah kabupaten lain, sedangkan peroduksi minyak di Talang Akar dan Pendopo terus berlangsung hingga sekarang dengan pipeline and pumping unit system (PERTAMINA sebagai pengelola). Bersamaan dengan itu thn 1970 an PT. SWOODY meluluh lantakan hutan-hutan wilayah Sum-Sel s/d Jambi dengan hanya menyisakan pohon-pohan besar (diameter +/- 1.5 m) radius 100 m ke dalam area hutan kanan kiri jalan, sehingga kalau dilihat dari pinggir jalan seolah-olah kita berada di dalam hutan dengan pohon-pohon yang tingginya menjulang kelangit, padahal di bagian dalam hutannya sendiri adalah hamparan padang ilalang laksana samudra luasnya. Malang tak dapat ditolak, infrastuktur apa yang mereka tinggalkan yang bermanfaat bagi warga desa setelah aktifitas mereka berkurang atau berhenti sama sekali?? Rumah-rumah besar ex bule belanda dan amerika yang dijaga satpam sampai hancur dengan sendirinya, jalan-jalan tanah tak berbentuk yang offroader dari Jakarta pun tak sanggup untuk melewatinya. Oii malang nian nasibku, para penjarah untuk mengeksploitasi minyak bumi tidak perlu pembuatan jalan-jalan yang layak sebagai sarana transportasi, mereka cukup membuat jalan sementara untuk pemasangan pipa-pipa yang diameternya setinggi orang dewasa dan pemasangan unit-unit pompa untuk mengirimkan minyak ke pelabuhan Bom Baru di Palembang. Alhasil saat ini daerah Dusun Jirak terpencil dan terisolir. Apalagi kalau sudah musim penghujan, untuk ke Pendopo saja bisa memakan waktu 2 hari 2 malam dengan berkendaraan jeep doble gardan dengan sling didepan serta keempat roda di balut rantai besi agar roda tidak slip karena lumpur. Jalan2 yang putus karena aliran air mereka lewati dengan sistem balok kayu estafet yang selalu mereka bawa-bawa, bisa dibayangkan untuk membawa 5 orang yang akan ke Pendopo (entah utk belanja atau keperluan lainnya) dg crew jeep 4 orang berikut sopir. Apalagi pulangnya, dengan belanjaan semaksimalnya mereka mengisi kendaraan hingga selayaknya muatan 1 truk colt diesel. Tanpa mereka sadari bahwa sebagian besar perjalanan mereka lebih banyak dilakukan dengan berjalan kaki dan kegiatan menaik turunkan barang-barang belanjaan dan alat-alat mobil karena mengurangi beban kendaraan saat melalui sungai atau jalan2 hancur, tak terbayang berapa ongkos transportasi yang mereka harus keluarkan dan berapa jadinya harga bahan pokok yang mereka perdagangkan?. Kejadian seperti ini sangat kasuistik yaitu umumnya terjadi di wilayah-wilayah penghasil minyak bumi yang jauh dari jalur transportasi utama (sungai besar ataupun jalan provinsi). Karena khusus wilayah seperti ini roda perekonomian sangat tergantung pada kegiatan eksplorasi dan eksploitasinya.

Bahasa Indonesia VS Bahasa Gaul

BAHASA INDONESIA
VS
BAHASA GAUL

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Dasar RI 1945, Pasal 36. Ia juga merupakan bahasa persatuan bangsa Indonesia sebagaimana disiratkan dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.
Bahasa Indonesia adalah dialek baku dari bahasa Melayu yang pokoknya dari bahasa Melayu Riau sebagaimana diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantara dalam Kongres Bahasa Indonesia I tahun 1939 di Solo, Jawa Tengah, "jang dinamakan 'Bahasa Indonesia' jaitoe bahasa Melajoe jang soenggoehpoen pokoknja berasal dari 'Melajoe Riaoe', akan tetapi jang soedah ditambah, dioebah ataoe dikoerangi menoeroet keperloean zaman dan alam baharoe, hingga bahasa itoe laloe moedah dipakai oleh rakjat di seloeroeh Indonesia; pembaharoean bahasa Melajoe hingga menjadi bahasa Indonesia itoe haroes dilakoekan oleh kaoem ahli jang beralam baharoe, ialah alam kebangsaan Indonesia". atau sebagaimana diungkapkan dalam Kongres Bahasa Indonesia II 1954 di Medan, Sumatra Utara, "...bahwa asal bahasa Indonesia ialah bahasa Melaju. Dasar bahasa Indonesia ialah bahasa Melaju jang disesuaikan dengan pertumbuhannja dalam masjarakat Indonesia". (wikipedia)
Seiring dengan semakin majunya sarana telekomunikasi dan informatika tentunya semakin mempermudah bagi suatu komunitas untuk mengembangkan perubahan-perubahan bahasa sesuai keinginan mereka dengan waktu yang singkat. murah dan cepat. Sebagai contoh seorang artist dengan acara rating tertinggi di TV saat ini dengan mudahnya mempopulerkan satu-dua kata ”gaul” yang nyata-nyatanya saat ini banyak digunakan anak-anak muda bahkan orang-tuapun ikut-ikutan. Persoalannya kemanakah arah perkembangan khasana berbahasa ini? positif atau kemundurankah?
Secara sejarah, bahasa Indonesia merupakan salah satu dialek temporal dari bahasa Melayu yang struktur maupun khazanahnya sebagian besar masih sama atau mirip dengan dialek-dialek temporal terdahulu seperti bahasa Melayu Klasik dan bahasa Melayu Kuno. Secara sosiologis, bolehlah kita katakan bahwa bahasa Indonesia baru dianggap "lahir" atau diterima keberadaannya pada tanggal 28 Oktober 1928. Secara yuridis, baru tanggal 18 Agustus 1945 bahasa Indonesia secara resmi diakui keberadaannya.
Bahasa Indonesia yang telah diresmikan penggunaanya ini mengalami beberapa kali perubahan serta penyempurnaan. Dimulai dengan :
Ejaan Van Ophuijsen
Ejaan Republik
Ejaan yang disempurnakan
Namun...dari berbagai penyempurnaan yang telah dilakukan dengan baik tersebut, saat ini kita banyak temui ejaan/bahasa yang sering dilontarkan tidak sesuai dengan perubahan ejaan di atas. Siswa/anak melakukan perubahan dan penggantian ejaan tanpa mengacu pada teori manapun yang telah dikemukakan dan disepakati. Maka banyaklah beredar saat ini ejaan-ejaan/ bahasa yang lebih dikenal dengan nama bahasa slank (gaul)
Akar dari bahasa gaul adalah bahasa prokem. Kata prokem sendiri merupakan bahasa gaul dari preman. Bahasa ini awalnya digunakan oleh kalangan preman untuk berkomunikasi satu sama lain secara rahasia. Agar kalimat mereka tidak diketahui oleh kebanyakan orang, mereka merancang kata-kata baru dengan cara antara lain mengganti kata ke lawan kata, mencari kata sepadan, menentukan angka-angka, penggantian fonem, distribusi fonem, penambahan awalan, sisipan, atau akhiran. Masing-masing komunitas (daerah) memiliki rumusan sendiri-sendiri. Pada dasarnya bahasa ini untuk memberkan kode kepada lawan bicara (kalangan militer dan kepolisian juga menggunakan).
Dewasa ini, bahasa prokem mengalami pergeseran fungsi dari bahasa rahasia menjadi bahasa gaul. Dalam konteks kekinian, bahasa gaul merupakan dialek bahasa Indonesia non-formal yang terutama digunakan di suatu daerah atau komunitas tertentu (kalangan homo seksual atau waria). Penggunaan bahasa gaul menjadi lebih dikenal khalayak ramai setelah Debby Sahertian mengumpulkan kosa-kata yang digunakan dalam komunitas tersebut dan menerbitkan kamus yang bernama Kamus Bahasa Gaul pada tahun 1999.
Pengunaan bahasa gaul (slank) ini juga digunakan anak sekolah dasar yang semakin hari semakin populer. Disetiap percakapan kerap terdengar kata-kata yang mereka adop dan diucapkan dari apa yang mereka dengar dan lihat di radio dan televisi serta orang-orang dewasa berbicara, seperti kata bonyok untuk panggilan ayah dan ibu, ember untuk menyatakan kata iya, gue-elu untuk saya dan kamu, dan masih banyak kata-kata yang tidak jelas artinya namun telah ada kamusnya, walaupun tidak sesuai dengan kaidah bahasa indonesia yang baik dan benar, juga tidak ada didalam kamus besar bahasa indonesia Purwadarminta yang telah diakui legalitas dan keberadaannya. Pergeseran penggunaan bahasa ini harus disikapi dengan bijaksana, peran orang tua,guru, dan masyarakat lah yang diharapkan dapat mengubah kebiasaan yang kurang baik tersebut.

Penggunaan bahasa indonesia yang baik oleh anak dalam setiap percakapan menjadi PR tersendiri bagi guru terutama guru bahasa indonesia untuk dapat membiasakan siswanya menggunakannya dalam setiap kegiatan, baik dalam kegiatan formal ataupun kegiatan diluar pembelajaran. Dalam hal ini dapat disiasati dengan menyajikan pembelajaran bahasa indonesia lebih menarik, tidak monoton dan hanya menggunakan beberapa teknik dan metode saja. Kreatifitas, Inovasi, dan Variasi penyajian yang dapat diingat jangka panjang (Long therm memory) yang diharapkan dari siswa dan diaplikasikan dalam kehidupan serta percakapan dalam pergaulannya.Karena tidak semestinya Bahasa Indonesia tidak diminati dan tidak digunakan oleh siswa/anak didik Bangsa Indonesia. Kembali pada sejarah Sumpah Pemuda seharusnya anak Indonesia bangga dan mempunyai kesadaran penuh untuk selalu menggunakan Bahasa Indonesia yang baku.

Penggunaan metode Mind Map adalah salah satu metode yang diharapkan melatih anak untuk dapat menceritakan satu peristiwa/kejadian /materi secara runut dengan menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar dituangkan dalam gambar maupun garis-garis berwarna sebagai alur yang dapat dikaitkan antara ide cerita satu dengan yang lainnya. sehingga penyusunan cerita atau dialog yang ada dibuat berdasarkan pemetaan pikiran yang diusahakan mengeksplor keinginan, pikiran, angan-angan bahkan cita-cita yang ada dibenaknaya dan dapat dituangkan melalui bahasa tulisan yang nantinya dapat diceritakan menggunakan bahasa lisan/verbal tanpa penggunaan bahasa gaul yang kurang baik.

Metode Mind Map yang digagas oleh Tony Buzan ini menggiring siswa dibawah bimbingan guru menuangkan semua gagasan dalam kata-kata kunci (key word) yang diharapkan dapat dikembangkan minimal satu paragraf bahkan lebih sehingga tidak ditemukan siswa yang kehabisan kata-kata atau buntu ide. karena kata kunci disini bisa dijadikan pedomannya dengan tetap memperhatikan dan meminimalisir bahasa/ kata-kata gaul yang sering digunakan dalam kehidupan pergaulannya yangn dapat menjadi suatu kebiasaan yang kurang baik. Karena cenderung bahasa tersebut akan melekat dan terbawa sampai anak dewasa.,

Contoh penggunaan metode mind map dalam pelajaran bahasa indonesia membuat karangan dengan tema “LIBURAN”.
Pertama ambil kertas kosong dengan posisi mendatar, kemudian tulis judul yang akan kita kembangkan, setelah itu buatlah garis-garis kasar yang menghubungkan keadaan atau relevansi dengan liburan., setelah itu kembangkan lagi menjadi hal-hal yang dianggap menarik baik dari dalam individu anak maupun luar individu. Setelah dirasa cukup dan tertampung semua barulah anak menuangkan dalam tulisan berparagraf sesuai dengan ide-ide yang disusun tadi. Tentunya dengan bahasa baku yang baik dan benar. Pembiasaan ini dapat dilanjutkan pada semua mata pelajaran yang menuntut keterangan dan penjelasan anak , dengan tetap berpegang pada ketentuan bahwa anak harus menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah.
Metode Mind Map juga menggunakan imajinasi dan asosiasi sebagai unsur utama dari ingatan anak. Karena kita tahu bahwa otak terbagi menjadi dua bagian dengan tugas dan cara kerja yang berbeda. Otak kiri memikirkan hal-hal yang berkaitan dengan kata,angka,dan daftar, sedangkan otak kanan dilatih ketika kita memperhatikan warna,irama,lagu. Penggunaan otak kiri dan kanan inilah yang harus dilatih secara proporsional, sehingga dapat menghasilkan sesuatu yang optimal dan lebih mudah.

Maka dengan penggunaan Metode Mind Map ini diharapkan anak/siswa dapat mengembangkan dan menuangkan semua ide dengan bahasa yang baik diikuti oleh penggunaaan bahasa lisan yang baik pula tanpa mengurangi arti dan kecintaan terhadap Bahasa Indonesia.Pada akhirnya semoga bangsa ini dapat mencintai dan cintai oleh semua kalangan masyarakat, terutama oleh anak bangsa yang dengan bangga menggunakan bahasa indonesianya dengan baik dan benar. sebagai suritauladan masyarakat intelektual yang berkualitas.

wuuih......tebalik