Arsip Blog

Rabu, 14 Mei 2008

Bahasa Indonesia VS Bahasa Gaul

BAHASA INDONESIA
VS
BAHASA GAUL

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Dasar RI 1945, Pasal 36. Ia juga merupakan bahasa persatuan bangsa Indonesia sebagaimana disiratkan dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.
Bahasa Indonesia adalah dialek baku dari bahasa Melayu yang pokoknya dari bahasa Melayu Riau sebagaimana diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantara dalam Kongres Bahasa Indonesia I tahun 1939 di Solo, Jawa Tengah, "jang dinamakan 'Bahasa Indonesia' jaitoe bahasa Melajoe jang soenggoehpoen pokoknja berasal dari 'Melajoe Riaoe', akan tetapi jang soedah ditambah, dioebah ataoe dikoerangi menoeroet keperloean zaman dan alam baharoe, hingga bahasa itoe laloe moedah dipakai oleh rakjat di seloeroeh Indonesia; pembaharoean bahasa Melajoe hingga menjadi bahasa Indonesia itoe haroes dilakoekan oleh kaoem ahli jang beralam baharoe, ialah alam kebangsaan Indonesia". atau sebagaimana diungkapkan dalam Kongres Bahasa Indonesia II 1954 di Medan, Sumatra Utara, "...bahwa asal bahasa Indonesia ialah bahasa Melaju. Dasar bahasa Indonesia ialah bahasa Melaju jang disesuaikan dengan pertumbuhannja dalam masjarakat Indonesia". (wikipedia)
Seiring dengan semakin majunya sarana telekomunikasi dan informatika tentunya semakin mempermudah bagi suatu komunitas untuk mengembangkan perubahan-perubahan bahasa sesuai keinginan mereka dengan waktu yang singkat. murah dan cepat. Sebagai contoh seorang artist dengan acara rating tertinggi di TV saat ini dengan mudahnya mempopulerkan satu-dua kata ”gaul” yang nyata-nyatanya saat ini banyak digunakan anak-anak muda bahkan orang-tuapun ikut-ikutan. Persoalannya kemanakah arah perkembangan khasana berbahasa ini? positif atau kemundurankah?
Secara sejarah, bahasa Indonesia merupakan salah satu dialek temporal dari bahasa Melayu yang struktur maupun khazanahnya sebagian besar masih sama atau mirip dengan dialek-dialek temporal terdahulu seperti bahasa Melayu Klasik dan bahasa Melayu Kuno. Secara sosiologis, bolehlah kita katakan bahwa bahasa Indonesia baru dianggap "lahir" atau diterima keberadaannya pada tanggal 28 Oktober 1928. Secara yuridis, baru tanggal 18 Agustus 1945 bahasa Indonesia secara resmi diakui keberadaannya.
Bahasa Indonesia yang telah diresmikan penggunaanya ini mengalami beberapa kali perubahan serta penyempurnaan. Dimulai dengan :
Ejaan Van Ophuijsen
Ejaan Republik
Ejaan yang disempurnakan
Namun...dari berbagai penyempurnaan yang telah dilakukan dengan baik tersebut, saat ini kita banyak temui ejaan/bahasa yang sering dilontarkan tidak sesuai dengan perubahan ejaan di atas. Siswa/anak melakukan perubahan dan penggantian ejaan tanpa mengacu pada teori manapun yang telah dikemukakan dan disepakati. Maka banyaklah beredar saat ini ejaan-ejaan/ bahasa yang lebih dikenal dengan nama bahasa slank (gaul)
Akar dari bahasa gaul adalah bahasa prokem. Kata prokem sendiri merupakan bahasa gaul dari preman. Bahasa ini awalnya digunakan oleh kalangan preman untuk berkomunikasi satu sama lain secara rahasia. Agar kalimat mereka tidak diketahui oleh kebanyakan orang, mereka merancang kata-kata baru dengan cara antara lain mengganti kata ke lawan kata, mencari kata sepadan, menentukan angka-angka, penggantian fonem, distribusi fonem, penambahan awalan, sisipan, atau akhiran. Masing-masing komunitas (daerah) memiliki rumusan sendiri-sendiri. Pada dasarnya bahasa ini untuk memberkan kode kepada lawan bicara (kalangan militer dan kepolisian juga menggunakan).
Dewasa ini, bahasa prokem mengalami pergeseran fungsi dari bahasa rahasia menjadi bahasa gaul. Dalam konteks kekinian, bahasa gaul merupakan dialek bahasa Indonesia non-formal yang terutama digunakan di suatu daerah atau komunitas tertentu (kalangan homo seksual atau waria). Penggunaan bahasa gaul menjadi lebih dikenal khalayak ramai setelah Debby Sahertian mengumpulkan kosa-kata yang digunakan dalam komunitas tersebut dan menerbitkan kamus yang bernama Kamus Bahasa Gaul pada tahun 1999.
Pengunaan bahasa gaul (slank) ini juga digunakan anak sekolah dasar yang semakin hari semakin populer. Disetiap percakapan kerap terdengar kata-kata yang mereka adop dan diucapkan dari apa yang mereka dengar dan lihat di radio dan televisi serta orang-orang dewasa berbicara, seperti kata bonyok untuk panggilan ayah dan ibu, ember untuk menyatakan kata iya, gue-elu untuk saya dan kamu, dan masih banyak kata-kata yang tidak jelas artinya namun telah ada kamusnya, walaupun tidak sesuai dengan kaidah bahasa indonesia yang baik dan benar, juga tidak ada didalam kamus besar bahasa indonesia Purwadarminta yang telah diakui legalitas dan keberadaannya. Pergeseran penggunaan bahasa ini harus disikapi dengan bijaksana, peran orang tua,guru, dan masyarakat lah yang diharapkan dapat mengubah kebiasaan yang kurang baik tersebut.

Penggunaan bahasa indonesia yang baik oleh anak dalam setiap percakapan menjadi PR tersendiri bagi guru terutama guru bahasa indonesia untuk dapat membiasakan siswanya menggunakannya dalam setiap kegiatan, baik dalam kegiatan formal ataupun kegiatan diluar pembelajaran. Dalam hal ini dapat disiasati dengan menyajikan pembelajaran bahasa indonesia lebih menarik, tidak monoton dan hanya menggunakan beberapa teknik dan metode saja. Kreatifitas, Inovasi, dan Variasi penyajian yang dapat diingat jangka panjang (Long therm memory) yang diharapkan dari siswa dan diaplikasikan dalam kehidupan serta percakapan dalam pergaulannya.Karena tidak semestinya Bahasa Indonesia tidak diminati dan tidak digunakan oleh siswa/anak didik Bangsa Indonesia. Kembali pada sejarah Sumpah Pemuda seharusnya anak Indonesia bangga dan mempunyai kesadaran penuh untuk selalu menggunakan Bahasa Indonesia yang baku.

Penggunaan metode Mind Map adalah salah satu metode yang diharapkan melatih anak untuk dapat menceritakan satu peristiwa/kejadian /materi secara runut dengan menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar dituangkan dalam gambar maupun garis-garis berwarna sebagai alur yang dapat dikaitkan antara ide cerita satu dengan yang lainnya. sehingga penyusunan cerita atau dialog yang ada dibuat berdasarkan pemetaan pikiran yang diusahakan mengeksplor keinginan, pikiran, angan-angan bahkan cita-cita yang ada dibenaknaya dan dapat dituangkan melalui bahasa tulisan yang nantinya dapat diceritakan menggunakan bahasa lisan/verbal tanpa penggunaan bahasa gaul yang kurang baik.

Metode Mind Map yang digagas oleh Tony Buzan ini menggiring siswa dibawah bimbingan guru menuangkan semua gagasan dalam kata-kata kunci (key word) yang diharapkan dapat dikembangkan minimal satu paragraf bahkan lebih sehingga tidak ditemukan siswa yang kehabisan kata-kata atau buntu ide. karena kata kunci disini bisa dijadikan pedomannya dengan tetap memperhatikan dan meminimalisir bahasa/ kata-kata gaul yang sering digunakan dalam kehidupan pergaulannya yangn dapat menjadi suatu kebiasaan yang kurang baik. Karena cenderung bahasa tersebut akan melekat dan terbawa sampai anak dewasa.,

Contoh penggunaan metode mind map dalam pelajaran bahasa indonesia membuat karangan dengan tema “LIBURAN”.
Pertama ambil kertas kosong dengan posisi mendatar, kemudian tulis judul yang akan kita kembangkan, setelah itu buatlah garis-garis kasar yang menghubungkan keadaan atau relevansi dengan liburan., setelah itu kembangkan lagi menjadi hal-hal yang dianggap menarik baik dari dalam individu anak maupun luar individu. Setelah dirasa cukup dan tertampung semua barulah anak menuangkan dalam tulisan berparagraf sesuai dengan ide-ide yang disusun tadi. Tentunya dengan bahasa baku yang baik dan benar. Pembiasaan ini dapat dilanjutkan pada semua mata pelajaran yang menuntut keterangan dan penjelasan anak , dengan tetap berpegang pada ketentuan bahwa anak harus menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah.
Metode Mind Map juga menggunakan imajinasi dan asosiasi sebagai unsur utama dari ingatan anak. Karena kita tahu bahwa otak terbagi menjadi dua bagian dengan tugas dan cara kerja yang berbeda. Otak kiri memikirkan hal-hal yang berkaitan dengan kata,angka,dan daftar, sedangkan otak kanan dilatih ketika kita memperhatikan warna,irama,lagu. Penggunaan otak kiri dan kanan inilah yang harus dilatih secara proporsional, sehingga dapat menghasilkan sesuatu yang optimal dan lebih mudah.

Maka dengan penggunaan Metode Mind Map ini diharapkan anak/siswa dapat mengembangkan dan menuangkan semua ide dengan bahasa yang baik diikuti oleh penggunaaan bahasa lisan yang baik pula tanpa mengurangi arti dan kecintaan terhadap Bahasa Indonesia.Pada akhirnya semoga bangsa ini dapat mencintai dan cintai oleh semua kalangan masyarakat, terutama oleh anak bangsa yang dengan bangga menggunakan bahasa indonesianya dengan baik dan benar. sebagai suritauladan masyarakat intelektual yang berkualitas.

Tidak ada komentar: